Ikan patin adalah jenis ikan konsumsi air tawar yang berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin memiliki nilai gizi yang tinggi, seperti asam amino, protein, dan lemak tak jenuh. Ikan patin juga memiliki nilai ekonomis yang cukup, karena memiliki harga jual yang tinggi dan permintaan yang besar. Oleh karena itu, budidaya ikan patin adalah salah satu usaha yang menguntungkan dan bermanfaat bagi kesehatan.
Jenis-Jenis Ikan Patin
Ada banyak jenis ikan patin yang dapat dibudidayakan, namun ada dua jenis ikan patin lokal yang telah masuk dalam sistem informasi benih KKP, yaitu:
- Pangasius sutchi (Pangasius djambal). Ikan ini berasal dari sungai Batanghari, Jambi. Ikan ini memiliki warna daging yang putih dan hampir sama dengan Pangasius bocourti. Ikan ini dapat tumbuh hingga 1 kg dalam 6 bulan.
- Ikan patin pasupati (Pangasius sp). Ikan ini berasal dari sungai Musi, Sumatera Selatan. Ikan ini memiliki warna daging yang kuning dan lebih tebal daripada Pangasius djambal. Ikan ini dapat tumbuh hingga 1 kg dalam 5 bulan.
Cara Budidaya Ikan Patin di Kolam Tanah
Budidaya ikan patin di kolam tanah meliputi beberapa langkah, yaitu:
- Mempersiapkan kolam untuk budidaya. Kolam harus berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10 x 20 m dan kedalaman 1-1,5 m. Tanah yang baik untuk kolam adalah jenis tanah liat atau lempung yang tidak berporos dan tidak bocor.
- Memilih bibit ikan patin yang sehat dan berkualitas. Bibit ikan patin harus memiliki ukuran seragam sekitar 5-10 cm dan berat sekitar 10-15 g. Bibit ikan patin harus berasal dari induk yang unggul dan bersertifikat.
- Memberi pupuk sebelum menebar benih ikan. Pupuk dapat berupa pupuk kandang atau pupuk kimia dengan dosis 500 kg/ha untuk pupuk kandang dan 50 kg/ha untuk pupuk kimia. Pupuk bertujuan untuk meningkatkan kesuburan air dan menumbuhkan plankton sebagai pakan alami.
- Mengisi air berkualitas baik ke dalam kolam. Air harus bersih, tidak terlalu keruh, tidak tercemar bahan kimia beracun, dan memiliki suhu antara 26-28 derajat C dan pH antara 6,5-7. Air harus diisi hingga ketinggian 80-100 cm.
- Menyebarkan benih ikan patin ke dalam kolam. Benih ikan patin harus ditebar dengan kepadatan sekitar 15-20 ekor/m2 atau sekitar 3.000-4.000 ekor/ha. Benih ikan patin harus ditebar secara merata di seluruh permukaan kolam.
- Memberikan pakan berkualitas dan rutin kepada ikan patin. Pakan dapat berupa pelet komersial atau pakan buatan sendiri yang mengandung protein minimal 25%. Pakan harus diberikan sebanyak 3-5% dari biomassa ikan per hari dengan frekuensi 2-3 kali sehari.
- Merawat ikan patin dengan baik selama masa pembesaran. Perawatan meliputi pengendalian hama dan penyakit, penggantian air secara berkala, pengaturan aerasi atau oksigenasi air, serta pencatatan pertumbuhan dan produksi ikan.
- Masa panen ikan patin setelah mencapai ukuran konsumsi. Ukuran konsumsi ikan patin adalah sekitar 1 kg per ekor atau panjang sekitar 35-40 cm. Masa panen ikan patin dapat dicapai dalam waktu 6-7 bulan tergantung jenis dan pemberian pakan.
Manfaat Ikan Patin bagi Kesehatan
Ikan patin memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh manusia, antara lain:
- Mencegah penyakit kardiovaskular. Ikan patin mengandung lemak tak jenuh yang dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam darah. Hal ini dapat mencegah penyumbatan pembuluh darah dan risiko serangan jantung atau stroke.
- Menyehatkan otot dan tulang. Ikan patin mengandung protein yang tinggi yang dapat membantu pembentukan dan pemeliharaan otot tubuh. Ikan patin juga mengandung kalsium dan fosfor yang dapat menjaga kepadatan dan kekuatan tulang serta mencegah osteoporosis.
- Menyehatkan janin dan bayi. Ikan patin mengandung asam lemak omega-3 yang dapat membantu perkembangan otak janin dan bayi serta mencegah cacat lahir. Ikan patin juga mengandung zat besi yang dapat mencegah anemia pada ibu hamil dan menyusui.