Cacing tanah adalah hewan yang memiliki banyak manfaat bagi manusia dan alam. Cacing tanah dapat digunakan sebagai dekomposer, pakan ternak, obat-obatan, dan sumber penghasilan. Cacing tanah juga memiliki kandungan protein yang tinggi, sekitar 76%, dan asam amino sebanyak 17%. Harga cacing tanah di pasaran berkisar antara Rp75.000 hingga Rp85.000 per kilogramnya.
Budidaya cacing tanah adalah salah satu cara untuk mendapatkan manfaat dari hewan ini dengan mudah dan murah. Budidaya cacing tanah dapat dilakukan di lahan sempit, bahkan di dalam kotak bekas. Berikut adalah langkah-langkah cara budidaya cacing tanah yang menguntungkan:
1. Menyiapkan Media Ternak Cacing Tanah
Media ternak cacing tanah adalah tempat dimana cacing tanah hidup dan berkembang biak. Media ternak cacing tanah dapat menggunakan kotak bekas yang berukuran 90 x 50 x 36 cm dan diisi dengan tanah lembab. Tanah yang digunakan adalah tanah humus, yaitu tanah yang kaya akan nutrisi. Jika tanah kurang nutrisi, dapat ditambahkan pupuk kompos atau pupuk kandang secukupnya.
Media ternak cacing tanah harus diletakkan di tempat yang teduh dan jauh dari paparan sinar matahari langsung agar tanah tidak kering dan rusak. Media ternak cacing tanah juga harus memiliki pH yang sesuai untuk cacing tanah, yaitu antara 5,5 hingga 7,52. pH tanah dapat diukur dengan menggunakan alat pengukur pH atau kertas lakmus.
2. Menyiapkan Bibit Cacing Tanah Berkualitas
Bibit cacing tanah adalah cacing tanah yang siap untuk ditebar di media ternak dan berkembang biak. Bibit cacing tanah harus dipilih dengan baik agar hasil budidaya maksimal. Ada banyak jenis cacing tanah yang dapat dibudidayakan, tetapi ada tiga jenis yang paling populer di Indonesia, yaitu Pheretima, Perionyx, dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini dikenal karena lebih menyukai media dari bahan organik dan berasal dari sampah dapur atau pupuk kandang.
Bibit cacing tanah dapat dibeli dari peternak cacing lain atau dari toko online. Bibit cacing tanah harus sehat, aktif, dan tidak cacat. Bibit cacing tanah juga harus disesuaikan dengan jumlah media ternak yang tersedia. Secara umum, setiap 1 m2 media ternak membutuhkan sekitar 0,5 kg bibit cacing.
3. Memindahkan Bibit Cacing Tanah ke Media Ternak
Setelah media ternak dan bibit cacing tanah siap, langkah selanjutnya adalah memindahkan bibit cacing ke media ternak. Caranya adalah dengan menyebarkan bibit cacing secara merata di atas permukaan media ternak12. Kemudian tutup media ternak dengan jerami atau daun-daun kering agar cacing tidak terkena sinar matahari langsung dan tetap lembab.
Pada hari pertama perkembangbiakan, lakukan pemeriksaan rutin setiap tiga jam sekali untuk memastikan kondisi cacing. Perhatikan gerak-gerik cacing, jika cacing tampak gelisah atau keluar dari media ternak, berarti ada sesuatu yang salah dengan media ternak, seperti pH tidak sesuai, terlalu basah atau terlalu kering. Jika demikian, segera lakukan perbaikan pada media ternak sesuai dengan masalahnya.
Cara Merawat dan Memelihara Cacing Tanah
Setelah bibit cacing berhasil ditebar di media ternak, langkah berikutnya adalah merawat dan memelihara cacing agar tetap sehat dan berkembang biak dengan baik. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merawat dan memelihara cacing tanah, yaitu:
1. Memberi Pakan Cacing Tanah
Cacing tanah membutuhkan pakan untuk hidup dan berkembang biak. Pakan cacing tanah dapat berupa bahan organik yang mudah terurai, seperti sampah dapur (kulit buah-buahan, sayuran), daun-daun kering, jerami, dedaunan segar, atau pupuk kandang. Pakan cacing tanah harus diberikan secara rutin setiap hari atau setiap dua hari sekali. Jumlah pakan yang diberikan harus disesuaikan dengan jumlah dan ukuran cacing12. Pakan yang berlebihan dapat menyebabkan bau busuk dan menarik hama.
Pakan cacing tanah harus diletakkan di atas permukaan media ternak agar mudah dimakan oleh cacing. Pakan juga harus dipotong-potong kecil-kecil agar lebih mudah terurai oleh mikroorganisme dan dicerna oleh cacing12. Pakan juga harus bervariasi agar cacing tidak bosan dan mendapatkan nutrisi yang lengkap.
2. Mengganti Media Tanah
Media tanah merupakan tempat hidup dan berkembang biak bagi cacing tanah. Media tanah harus selalu dalam kondisi lembab, bersih, dan subur agar cacing tetap sehat dan produktif12. Media tanah harus diganti secara berkala setiap satu atau dua bulan sekali12. Penggantian media tanah bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa pakan yang tidak terurai, kotoran cacing (kast), serta mengembalikan nutrisi pada media tanam.
4. Membuat Media untuk Cacing Bertelur
Cacing tanah berkembang biak dengan cara bertelur. Telur cacing tanah disebut juga kokon. Kokon cacing tanah berbentuk bulat lonjong dan berwarna kuning atau coklat. Kokon cacing tanah mengandung satu atau lebih embrio cacing yang akan menetas menjadi anak cacing. Untuk mempercepat proses bertelur, cacing tanah membutuhkan media khusus yang lembut, gembur, dan subur. Media untuk cacing bertelur dapat dibuat dari campuran tanah humus, pupuk kandang, dan dedaunan kering. Media ini harus dihaluskan dan disaring agar tidak ada benda-benda kasar yang dapat mengganggu cacing.
Media untuk cacing bertelur harus diletakkan di dalam wadah yang terpisah dari media ternak utama. Wadah ini dapat berupa kotak kayu, plastik, atau bambu yang berukuran 50 x 30 x 15 cm. Wadah ini harus ditutup dengan jerami atau daun-daun kering agar media tetap lembab dan tidak terkena sinar matahari langsung. Media untuk cacing bertelur harus diisi dengan ketebalan sekitar 10 cm dan ditekan-tekan agar padat. Kemudian, pindahkan sebagian cacing tanah dari media ternak utama ke media untuk cacing bertelur dengan cara mengambilnya secara acak atau dengan menggunakan lampu atau cahaya. Jumlah cacing yang dipindahkan harus disesuaikan dengan luas media untuk cacing bertelur. Secara umum, setiap 1 m2 media untuk cacing bertelur membutuhkan sekitar 0,25 kg cacing.
5. Mengendalikan Hama dan Penyakit pada Cacing Tanah
Cacing tanah dapat terserang oleh hama dan penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Hama dan penyakit pada cacing tanah dapat berasal dari luar maupun dari dalam tubuh cacing itu sendiri. Hama dan penyakit pada cacing tanah dapat dicegah dan dikendalikan dengan cara-cara berikut:
- Menjaga kebersihan media ternak dan media untuk cacing bertelur dengan cara menghilangkan sisa-sisa pakan yang tidak terurai, kotoran cacing (kast), serta benda-benda asing lainnya.
- Menjaga kelembaban media ternak dan media untuk cacing bertelur dengan cara menyiramnya secara rutin setiap hari atau setiap dua hari sekali. Jangan menyiram terlalu banyak atau terlalu sedikit agar media tidak terlalu basah atau terlalu kering.
- Menjaga pH media ternak dan media untuk cacing bertelur dengan cara mengukurnya secara berkala setiap minggu atau setiap dua minggu sekali. Jika pH media tidak sesuai, lakukan penyesuaian dengan cara menambahkan kapur tohor (untuk menaikkan pH) atau asam sitrat (untuk menurunkan pH).
- Menghindari penggunaan pestisida kimia atau bahan-bahan beracun lainnya yang dapat membunuh atau meracuni cacing tanah. Jika perlu menggunakan pestisida alami, gunakanlah bahan-bahan yang aman bagi cacing tanah, seperti daun mimba, daun sirsak, daun pepaya, atau bawang putih.
- Mengisolasi cacing tanah yang sakit atau mati dari media ternak atau media untuk cacing bertelur agar tidak menulari cacing lainnya. Cacing tanah yang sakit atau mati dapat dikenali dari warna tubuhnya yang pucat, gerakannya yang lambat, ukurannya yang mengecil, atau bentuknya yang tidak normal. Cacing tanah yang sakit atau mati harus dibuang atau dikubur jauh-jauh dari lokasi budidaya.
6. Memanen Cacing Tanah
Cara panen cacing tanah yaitu dengan cara memberikan lampu atau cahaya di permukaan media ternak atau media untuk cacing bertelur24. Karena cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya, maka dengan begitu cacing akan naik ke permukaan dan berkumpul sehingga memudahkan untuk memanen cacing tersebut Kemudian, ambil cacing tanah dengan tangan atau alat bantu lainnya dan masukkan ke dalam wadah yang bersih dan berlubang-lubang agar cacing dapat bernapas . Pisahkan cacing tanah dari media tanah dengan cara mengayaknya atau mencucinya dengan air bersih . Jangan lupa untuk memisahkan kokon cacing tanah dari cacing dewasa agar dapat ditebar kembali di media untuk cacing bertelur .
Cacing tanah yang sudah dipanen dapat langsung dijual atau disimpan untuk sementara waktu. Jika ingin menyimpan cacing tanah, gunakanlah wadah yang bersih, berlubang-lubang, dan berisi media tanah yang lembab . Simpan wadah tersebut di tempat yang sejuk dan teduh. Berikan pakan cacing tanah secara rutin agar cacing tidak kelaparan. Jangan menyimpan cacing tanah terlalu lama karena dapat menurunkan kualitas dan kesehatannya .
Kesimpulan
Budidaya cacing tanah adalah usaha yang menguntungkan dan mudah dilakukan. Cacing tanah memiliki banyak manfaat bagi manusia dan alam. Cacing tanah dapat digunakan sebagai dekomposer, pakan ternak, obat-obatan, dan sumber penghasilan. Cacing tanah juga memiliki kandungan protein yang tinggi, sekitar 76%, dan asam amino sebanyak 17%. Harga cacing tanah di pasaran berkisar antara Rp75.000 hingga Rp85.000 per kilogramnya.
Cara budidaya cacing tanah terdiri dari beberapa langkah, yaitu menyiapkan media ternak cacing tanah, menyiapkan bibit cacing tanah berkualitas, memindahkan bibit cacing tanah ke media ternak, membuat media untuk cacing bertelur, mengendalikan hama dan penyakit pada cacing tanah, dan memanen cacing tanah. Setiap langkah harus dilakukan dengan baik dan benar agar hasil budidaya maksimal. Budidaya cacing tanah dapat dilakukan di lahan sempit, bahkan di dalam kotak bekas.