Lobster adalah salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan permintaan pasar yang besar. Lobster memiliki daging yang lezat, gurih, dan bergizi. Selain itu, lobster juga memiliki kandungan omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung dan otak. Namun, lobster juga termasuk hewan yang sensitif dan membutuhkan perawatan khusus dalam budidayanya. Bagaimana cara budidaya lobster yang benar dan menguntungkan? Simak panduan lengkap dan praktis berikut ini.
1. Persiapan Kolam Budidaya Lobster
Kolam budidaya lobster harus memenuhi beberapa syarat, antara lain:
- Kolam harus bersih dari lumpur, sampah, dan bahan organik lainnya.
- Kolam harus memiliki sirkulasi air yang baik dan ketersediaan oksigen yang cukup.
- Kolam harus memiliki kedalaman minimal 1 meter dan maksimal 2 meter.
- Kolam harus memiliki substrat dasar yang cocok untuk lobster, seperti pasir, kerikil, atau batu.
- Kolam harus dilengkapi dengan tempat persembunyian atau shelter untuk lobster, seperti pipa paralon, bambu, atau potongan kayu.
Sebelum memasukkan benih lobster ke dalam kolam, kolam harus diisi dengan air bersih dan dibiarkan selama beberapa hari agar terjadi penyesuaian suhu, pH, dan salinitas air. Air kolam harus memiliki suhu antara 25-30 derajat Celcius, pH antara 7-8,5, dan salinitas antara 15-25 ppt.
2. Pemilihan Benih Lobster
Benih lobster yang baik harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain:
- Benih lobster harus berasal dari sumber yang terpercaya dan bersertifikat.
- Benih lobster harus sehat, aktif, dan tidak cacat.
- Benih lobster harus memiliki ukuran yang seragam dan sesuai dengan kapasitas kolam.
- Benih lobster harus memiliki warna yang cerah dan tidak pucat.
- Benih lobster harus memiliki panjang minimal 5 cm dan berat minimal 10 gram.
Benih lobster harus diaklimatisasi terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam kolam. Caranya adalah dengan menempatkan benih lobster dalam wadah berisi air kolam selama 15-30 menit sambil mengatur aliran udara. Setelah itu, benih lobster bisa dilepaskan ke dalam kolam secara perlahan-lahan.
3. Pemberian Pakan Lobster
Pakan lobster harus mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin yang cukup untuk pertumbuhan dan kesehatan lobster. Pakan lobster bisa berupa pakan alami atau pakan buatan. Pakan alami bisa berupa cacing tanah, keong mas, ikan rucah, udang rebon, atau kerang. Pakan buatan bisa berupa pelet ikan atau pelet udang yang mengandung protein minimal 35%.
Pemberian pakan lobster harus disesuaikan dengan ukuran, jumlah, dan frekuensi makan lobster. Pakan lobster harus diberikan secara teratur setiap hari pada pagi dan sore hari. Jumlah pakan lobster harus sekitar 5-10% dari bobot total lobster. Pakan lobster harus disebar di seluruh area kolam agar semua lobster bisa mendapatkan pakan secara merata.
4. Pemeliharaan Kolam Budidaya Lobster
Pemeliharaan kolam budidaya lobster bertujuan untuk menjaga kualitas air dan lingkungan kolam agar tetap optimal untuk pertumbuhan dan kesehatan lobster. Pemeliharaan kolam budidaya lobster meliputi beberapa hal, antara lain:
- Melakukan pengendalian hama dan penyakit yang bisa menyerang lobster, seperti kepiting, ikan predator, jamur, bakteri, atau virus. Cara pengendaliannya bisa berupa pencegahan dengan menjaga kebersihan kolam dan pemberian obat-obatan sesuai dosis jika terjadi serangan.
- Melakukan pergantian air secara berkala untuk menjaga kualitas air dan menghilangkan bahan-bahan beracun yang bisa menumpuk di dalam kolam. Cara pergantiannya adalah dengan menguras sebagian air kolam (sekitar 20-30%) setiap minggu atau dua minggu sekali dan menggantinya dengan air bersih yang sudah disesuaikan suhu, pH, dan salinitasnya.
- Melakukan pengecekan parameter air secara rutin untuk memantau kondisi air kolam. Parameter air yang perlu dicek meliputi suhu, pH, salinitas, oksigen terlarut (DO), amonia (NH3), nitrit (NO2), nitrat (NO3), karbon dioksida (CO2), alkalinitas (KH), kesadahan (GH), dan fosfat (PO4). Pengecekan parameter air bisa dilakukan dengan menggunakan alat ukur khusus atau kit tes air yang tersedia di pasaran.
- Melakukan penataan shelter atau tempat persembunyian untuk lobster secara berkala untuk mencegah terjadinya persaingan atau kanibalisme antar lobster. Cara penataannya adalah dengan menyediakan shelter yang cukup banyak dan bervariasi ukuran sesuai dengan ukuran lobster. Shelter juga harus diletakkan di lokasi yang mudah dijangkau oleh lobster dan tidak mengganggu sirkulasi air.