Belut adalah salah satu jenis ikan tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Belut kaya akan nutrisi dan protein yang baik untuk kesehatan tubuh. Selain itu, belut juga memiliki permintaan pasar yang tinggi, baik di dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, budidaya ternak belut bisa menjadi peluang usaha yang menjanjikan.
Namun, bagaimana cara budidaya ternak belut yang benar dan efektif? Apa saja yang perlu dipersiapkan dan diperhatikan? Apa saja keuntungan dan tantangan yang dihadapi dalam berternak belut? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Cara Budidaya Ternak Belut dengan Media Drum
Budidaya ternak belut dengan media drum adalah salah satu cara yang mudah dan murah untuk dilakukan. Cara ini cocok bagi Anda yang memiliki lahan terbatas atau ingin mencoba berternak belut secara skala kecil. Berikut adalah langkah-langkahnya:
- Menyiapkan kolam drum. Pilih drum yang bersih dan tidak berkarat. Lubangi bagian atas drum dengan bentuk memanjang dan letakkan drum di tanah datar. Berikan pengganjal pada bagian kanan dan kiri agar drum tidak mudah menggelinding. Buat saluran pembuangan pada bagian bawah drum dan atap untuk melindungi belut dari sengatan matahari.
- Menyiapkan media tumbuh. Campurkan lumpur kering, pupuk TSP, kompos, dan starter mikroorganisme dengan takaran yang tepat. Lapisi bagian dasar drum dengan jerami setebal 50 cm. Siram starter mikroorganisme sebanyak 1 liter untuk setiap drum. Berikan kompos atau tanah humus setebal 7 cm di atasnya. Taburkan lumpur kering dan pupuk TSP sebanyak 5 kg di lapisan teratas. Isi drum dengan air bersih hingga 14 hari sampai terjadi proses fermentasi.
- Menyebar bibit belut. Setelah media tumbuh siap, masukkan bibit belut ke dalam drum dengan jumlah sekitar 100-150 ekor per drum. Pilih bibit belut yang sehat, aktif, dan berukuran seragam. Jangan lupa untuk menambahkan aerasi atau penghembus udara ke dalam drum untuk menjaga oksigen terlarut.
- Memberi pakan belut. Pakan belut bisa berupa cacing tanah, bekicot, ikan rucah, hati ayam, atau pelet ikan. Berikan pakan belut secara rutin dua kali sehari dengan takaran sekitar 5-10% dari bobot total belut. Jangan memberi pakan berlebihan karena bisa menyebabkan air menjadi kotor dan bau.
- Memelihara dan memanen belut. Lakukan pergantian air secara berkala setiap 2-3 minggu sekali dengan menguras sekitar 20-30% air lama dan menggantinya dengan air baru. Periksa kondisi belut secara rutin dan pisahkan belut yang sakit atau mati dari yang sehat. Panen belut bisa dilakukan setelah 3-4 bulan dengan bobot rata-rata 100-150 gram per ekor.
Cara Budidaya Ternak Belut Tanpa Lumpur
Budidaya ternak belut tanpa lumpur adalah cara lain yang bisa Anda coba untuk berternak belut secara intensif dan produktif. Cara ini membutuhkan kolam permanen yang lebih besar dan lebih tahan lama daripada kolam drum. Berikut adalah langkah-langkahnya:
- Menyiapkan kolam permanen. Pilih lokasi yang datar, teduh, dan mudah dijangkau air bersih. Ukur luas kolam sesuai dengan kapasitas yang diinginkan. Gali tanah hingga kedalaman sekitar 60-80 cm. Pasang terpal di dasar dan dinding kolam untuk mencegah kebocoran air. Buat saluran masuk dan keluar air pada bagian samping kolam.
- Menyiapkan media tumbuh. Campurkan pasir halus, pupuk kandang, kapur dolomit, dan starter mikroorganisme dengan takaran yang tepat. Lapisi bagian dasar kolam dengan pasir halus setebal 10 cm. Taburkan pupuk kandang sebanyak 5 kg per meter persegi di atasnya. Taburkan kapur dolomit sebanyak 0,5 kg per meter persegi di lapisan teratas. Siram starter mikroorganisme sebanyak 1 liter per meter persegi di seluruh permukaan kolam.
- Menyebar bibit belut. Setelah media tumbuh siap, masukkan bibit belut ke dalam kolam dengan jumlah sekitar 300-500 ekor per meter persegi. Pilih bibit belut yang sehat, aktif, dan berukuran seragam. Jangan lupa untuk menambahkan aerasi atau penghembus udara ke dalam kolam untuk menjaga oksigen terlarut.
- Memberi pakan belut. Pakan belut bisa berupa cacing tanah, bekicot, ikan rucah, hati ayam, atau pelet ikan. Berikan pakan belut secara rutin dua kali sehari dengan takaran sekitar 5-10% dari bobot total belut. Jangan memberi pakan berlebihan karena bisa menyebabkan air menjadi kotor dan bau.
- Memelihara dan memanen belut. Lakukan pergantian air secara berkala setiap 2-3 minggu sekali dengan menguras sekitar 20-30% air lama dan menggantinya dengan air baru. Periksa kondisi belut secara rutin dan pisahkan belut yang sakit atau mati dari yang sehat. Panen belut bisa dilakukan setelah 3-4 bulan dengan bobot rata-rata 100-150 gram per ekor.
Keuntungan dan Tantangan dalam Berternak Belut
Berternak belut memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
- Peluang pasar yang luas, baik lokal maupun internasional.
- Harga jual yang tinggi, tergantung pada ukuran dan kualitas belut.
- Budidaya yang mudah dan murah, tidak membutuhkan lahan luas atau peralatan canggih.
- Pemeliharaan yang sederhana, tidak membutuhkan banyak air atau pakan.
- Pertumbuhan yang cepat, bisa dipanen dalam waktu 3-4 bulan.
Namun, berternak belut juga memiliki beberapa tantangan, antara lain:
- Ketersediaan bibit yang terbatas, masih banyak bergantung pada penangkapan liar.
- Kualitas bibit yang bervariasi, harus selektif dalam memilih bibit sehat dan berkualitas.
- Kesehatan dan penyakit belut, harus waspada terhadap serangan parasit atau jamur pada kulit atau insang belut.
- Predator atau hama belut, harus melindungi kolam dari gangguan burung atau binatang lainnya.
- Persaingan pasar yang ketat, harus mampu bersaing dengan peternak lainnya dalam hal harga atau kualitas.