Ulat sutera adalah salah satu jenis serangga yang dapat menghasilkan benang sutra berkualitas tinggi. Benang sutra ini dapat diolah menjadi kain sutera yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan banyak diminati oleh konsumen. Selain itu, budidaya ulat sutera juga dapat melestarikan spesies ini dari ancaman kepunahan. Oleh karena itu, budidaya ulat sutera merupakan salah satu peluang usaha yang menjanjikan dan bermanfaat.
Namun, untuk membudidayakan ulat sutera, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan dengan baik. Berikut ini adalah cara budidaya ulat sutera yang efektif dan menguntungkan:
Tahap Persiapan
Tahap persiapan mencakup beberapa hal berikut:
Menyiapkan Daun Murbei sebagai Pakan Ulat Sutera
- Daun murbei adalah makanan utama bagi ulat sutera. Daun murbei harus segar, bersih, dan bebas dari pestisida atau zat kimia lainnya.
- Daun murbei untuk ulat kecil berumur pangkas 1 bulan dan untuk ulat besar berumur pangkas 2-3 bulan.
- Tanaman murbei yang baru ditanam dapat dipanen setelah berumur 9 bulan.
- Untuk pemeliharaan 1 boks ulat sutera, dibutuhkan 400-500 kg daun murbei tanpa cabang atau 1.000 – 1.200 kg daun murbei dengan cabang.
- Daun murbei harus disimpan di tempat yang sejuk dan kering agar tidak cepat layu atau busuk.
Menyiapkan Ruang yang Digunakan untuk Budidaya
- Ruang yang digunakan untuk budidaya harus luas, bersih, dan memiliki ventilasi yang baik untuk sirkulasi udara dan cahaya.
- Ruang harus terhindar dari gangguan hewan lain seperti tikus, semut, atau burung.
- Ruang harus memiliki suhu antara 20-30 derajat celcius dan kelembaban antara 60-80 persen.
- Ruang harus dilengkapi dengan rak-rak dari kayu atau bambu yang digunakan sebagai tempat hidup ulat sutera.
- Rak-rak harus disterilkan terlebih dahulu dengan menyemprotkan larutan kaporit atau formalin dengan kadar 0,5 persen dan 3 persen.
Menyiapkan Bibit atau Telur Ulat Sutera
- Bibit atau telur ulat sutera dapat dipesan dari peternak atau penjual yang terpercaya dan berkualitas.
- Bibit atau telur ulat sutera harus sehat, bersih, dan bebas dari penyakit atau hama.
- Bibit atau telur ulat sutera harus disimpan di tempat yang sejuk dan kering dengan suhu antara 10-15 derajat celcius dan kelembaban antara 50-60 persen.
- Bibit atau telur ulat sutera harus diinkubasi selama 10 hari sebelum pemeliharaan dimulai agar penetasannya merata.
Tahap Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan mencakup beberapa hal berikut:
Pemberian Pakan
- Pemberian pakan dilakukan setiap hari sesuai dengan kebutuhan dan umur ulat sutera.
- Pakan harus diberikan secara merata dan tidak menumpuk agar tidak menimbulkan bau atau jamur.
- Pakan harus disesuaikan dengan ukuran ulat sutera. Untuk ulat kecil, daun murbei harus dipotong-potong kecil, sedangkan untuk ulat besar, daun murbei dapat diberikan utuh.
- Pakan harus diberikan pada waktu yang tepat. Untuk ulat kecil, pakan diberikan pada pagi dan sore hari, sedangkan untuk ulat besar, pakan diberikan pada pagi, siang, dan sore hari.
Pembersihan Kandang
- Pembersihan kandang dilakukan setiap hari atau setiap kali pemberian pakan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ulat sutera.
- Pembersihan kandang meliputi mengangkat sisa-sisa daun murbei, kotoran ulat sutera, dan telur-telur hama yang mungkin ada.
- Pembersihan kandang harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu atau melukai ulat sutera.
- Pembersihan kandang harus dilakukan dengan menggunakan alat-alat yang bersih dan steril.
Pemindahan Ulat Sutera
- Pemindahan ulat sutera dilakukan setiap kali ulat sutera mengalami pergantian kulit atau fase ganti kulit.
- Pemindahan ulat sutera bertujuan untuk memberikan ruang yang lebih luas dan nyaman bagi ulat sutera yang semakin besar.
- Pemindahan ulat sutera harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu atau melukai ulat sutera.
- Pemindahan ulat sutera harus dilakukan dengan menggunakan alat-alat yang bersih dan steril.
Tahap Panen
Tahap panen mencakup beberapa hal berikut:
Penyediaan Tempat Pembuatan Kokon
- Tempat pembuatan kokon adalah tempat dimana ulat sutera membungkus dirinya dengan benang sutra untuk berubah menjadi kepompong.
- Tempat pembuatan kokon dapat berupa kotak-kotak dari kayu atau bambu yang dilapisi dengan kertas atau kain bersih.
- Tempat pembuatan kokon harus disediakan sebelum ulat sutera memasuki fase ganti kulit terakhir atau fase pra-kepompong.
- Tempat pembuatan kokon harus diletakkan di tempat yang sejuk, kering, dan tenang agar ulat sutera dapat membuat kokon dengan baik.
Penyortiran Kokon
- Penyortiran kokon adalah proses memisahkan kokon yang baik dan buruk berdasarkan bentuk, warna, ukuran, dan beratnya.
- Kokon yang baik adalah kokon yang berbentuk bulat, berwarna putih atau kuning muda, berukuran besar, dan beratnya antara 1,5-2 gram.
- Kokon yang buruk adalah kokon yang berbentuk tidak teratur, berwarna gelap atau bercak-bercak, berukuran kecil, dan beratnya kurang dari 1 gram.
- Kokon yang baik dapat dijual atau diproses menjadi benang sutra, sedangkan kokon yang buruk dapat digunakan sebagai pakan ternak atau pupuk organik.
Pengolahan Benang Sutra
- Pengolahan benang sutra adalah proses mengeluarkan benang sutra dari kokon dengan cara merebus kokon dalam air panas selama 10-15 menit untuk melarutkan serisin atau lem alami yang menyelimuti benang sutra.
- Setelah direbus, benang sutra dapat dikeluarkan dari kokon dengan cara menariknya secara perlahan-lahan dengan menggunakan alat penarik benang sutra.
- Benang sutra yang dikeluarkan dari kokon dapat dibentuk menjadi gulungan-gulungan benang sutra yang disebut dengan struska.
- Benang sutra yang sudah menjadi struska kemudian dapat dijual atau ditenun menjadi kain sutera yang halus dan berkilau.
Kesimpulan
Budidaya ulat sutera adalah salah satu peluang usaha yang menjanjikan dan bermanfaat. Untuk membudidayakan ulat sutera, ada beberapa tahap yang perlu dilakukan, yaitu tahap persiapan, tahap pemeliharaan, dan tahap panen. Budidaya ulat sutera dapat menghasilkan benang sutra yang berkualitas tinggi dan dapat diolah menjadi kain sutra yang indah. Budidaya ulat sutera juga memiliki banyak manfaat, baik dari segi ekonomi maupun lingkungan. Oleh karena itu, budidaya ulat sutera layak untuk dicoba dan dikembangkan oleh masyarakat Indonesia.